Kamis, 12 Maret 2009

Apresiasi Lukisan


TUGAS APRESIASI SENI :DESKRIPSI LUKISAN

GURU MATA PELAJARAN : DRS. TRI HARYONO

NAMA SISWA : ANDREAS NUGROHO S.

NOMOR INDUK : 14050





  • Judul Lukisan : The Last Judgement (Pengadilan Terakhir)

  • Pelukis : Michelangelo Bounarotti

  • Ukuran : 40 m X 50 m

  • Dilukis Pada : Dinding Gereja Sistine, Vatican, Roma

  • Pencetus Ide : Paus Paulus III









  1. PENDAHULUAN

Seni Lukis pada zaman Renaissance sudah berkembang dengan sangat pesat, Renaissance adalah masa abad 14-16 di mana para pedagang Eropa melakukan hubungan dagang dengan para pedagang Islam, sehingga terjadi pertukaran budaya. Kesenian yang berkembang di masa ini antara lain pahat, lukis, fresko, tari dan musik. Tapi kebebasan berekspresi seniman terbatas. Seniman dikekang oleh para bangsawan, raja, atau pemuka agama dalam berkarya, sehingga keberhasilan atau kegagalan karya mereka dinilai oleh golongan elit. Sering muncul pertanyaan dari kita “Mengapa para seniman pahat, fresko, atau pahat sering menggambarkan manusia telanjang?” Jawabannya : Mereka terutama Michelangelo beranggapan bahwa manusia adalah ciptaaan Allah atau Tuhan yang paling sempurna. Pada masa itu Hukum Gereja Katolik amat kuat dan Michelangelo menjunjung tinggi prinsip: “Barangsiapa tidak mengerti kaki manusia, lebih tak berharga daripada kasutnya, kulitnya lebih tak berharga daripada pakaiannya.”

Perasaan seorang seniman masa itu sering dituangkan lewat fresko. Kebiasaan ini terus berlangsung hingga abad 16, hingga akhirnya seniman berpikir alangkah sulitnya membuat fresko baik dalam hal sketsa, pewarnaan, maupun perlengkapan. Fresko umumnya berkisah tentang perang atau kisah-kisah dalam Kitab Suci umat Nasrani. Perang menyiratkan kebodohan manusia, yang hanya karena kekuasaan tega menghabisi sesamanya. Kisah dalam Alkitab menyiratkan bahwa Tuhan selalu mengawasi, membimbing dan menyertai manusia hingga akhir jaman (Pengadilan Terakhir) di mana setiap orang dari mana saja dan dari kepercayaan apapun juga menghadap Tuhan.

Michelangelo Buonarroti seorang dari tiga serangkai seniman besar pada zaman itu selain Da Vinci dan Raphael adalah seorang anak pegawai pelabuhan di Florence, Italia. Ibunya meninggal saat ia berusia 4 tahun. Karena keluarganya boros seperti sumur tak berdasar, ia terpaksa membuat banyak karya. Karyanya bernuansa impresionis, naturalis, dan agung, walaupun sering dikritik karena dianggap ‘pornoaksi’. Ia sudah berkeliling ke Roma, Florence, dan Paris. Di masa mudanya karya-karyanya selalu menapilkan sosok ibu (Maryam / Maria). Dan di masa tuanya karyanya bernuansa spiritual, sehingga sering dijadikan tolak ukur perilaku manusia yang memandang karyanya.


  1. DESKRIPSI LUKISAN

Dalam lukisan Michelangelo kali ini terlihat seorang tokoh berotot berada di tengah-tengah kerumunan orang-orang. Ia bertindak sebagai hakim atas orang-oarang ini. Orang ini adalah perwujudan Isa (Yesus). Wanita di sebelah-Nya adalah Maria (Maryam), ibu-Nya. Di bagaian tengah terlihat kerumunan orang yang mengelilingi Isa. Di bawahnya terlihat kerumunan orang yang jatuh ke dalam neraka, di mana mereka meratapi nasib mereka

Lukisan dibuat dengan media cat fresko (berbahan dasar batu kapur) dan cat lilin lebah pada dinding semen berukuran 40 X 50 m, warna krem (warna kulit manusia) amat dominan, di bagian atas dan tengah warna biru langit dominan sebagai latar belakang. Dan di bagian bawah warna hijau tua digunakan sebagai latar belakang, menggambarkan tanah. Di bagian atas dan tengah terlihat orang-orang berdiri di atas awan dan di bagian bawah orang-orang yang tertinggal di bumi dikuasai dan disiksa oleh setan (* Salib dan 6 buah lilin di bagian bawah tidak termasuk lukisan karena itu hanya merupakan perlengkapan yang ikut terpotret)

Lukisan digarap secara detail / naturalis sekaligus surealis.


  1. ANALISIS SINTAKSIS

Lukisan atau fresko karya Michelangelo berjiudul The Last Judgement ini memiliki ukuran sangat besar 40 X 50 m. Bentuk-bentuk manusia terlihat sangat naturalis, perspektif pun sangat diperhatikan walaupun dalam melukis dahulu ia tidak menggunakan alat bantu matematika.

Fresko dilukis dengan teknik cukup tinggi pada zaman itu dan terlihat sangat agung. Walaupun kurang memperhatikan pemandangan, tapi Michelangelo berhasil menempatkan sekumpulan gambar sosok manusia secara teratur sesuai perspektif. Pada bagian tengah terlihat sekumpulan orang yang telah diadili dan ‘lolos seleksi’. Gumpalan awan ini merupakan surga sekligus ruang sidang. Di bagian bawah terlihat orang-orang yang telah dinyatakan ‘bersalah’dijatuhkan kembali lagi ke dunia yang telah dikuasai oleh para iblis di mana mereka akan menetap di situ selama-lamanya. Namun beberapa dari mereka tetap ‘ngeyel’ mencoba masuk ke dunia awan. Beberapa orang yang telah “lolos seleksi” pun ada yang tidak tega pada mereka dan mencoba menolong mereka. Terlihat para malaikat berupa sosok orang yang bisa terbang tanpa sayap juga membimbing manusia pada surga. Di bagian tengah Isa duduk di tengah bersama Maryam, ada seseorang yang memegang kulit manusia, ada pula yang memegang salib kayu. Di bagian atas yang berbentuk kubah setengah lingkaran terlihat sekelompok orang menolong seseorang yang tertimpa tiang dan salib.

Kreasi ciptaanya menempatkan banyak figur manusia dengan perspektif 3 dimensi yang tepat, ini tampak pada figur manusia pada bagian tengah di belakang Isa yang tampak semakin menjauh dan mengecil, figur manusia di bagian atas dan bawah lukisan juga tampak semakin menjauh dan mengecil, hanya sayang warna biru langit sebagai latar belakang telah memudar.

Tekstur pada fresko ini sebetulnya sangat halus terutama pada figur manusia yang tampak hidup. Meski begitu lukisan ini kurang memperhatikan panorama. Garis obyek lumayan detail dan naturalis hal ini tampak pada bayang-bayang, lekuk-lekuk awan, figur manusia, Isa, Maria, maupun para iblis.


  1. ANALISIS SEMANTIK

Kesan yang diperoleh dari fresko Michelangelo berjudul ‘Pengadilan terakhir ini adalah :

    • Sekelompok manusia yang menolong 2 orang yang tertimpa salib dan tiang pada bagian atas fresko merupakan gambaran solidaritas manusia terhadap sesamanya. Salib dan tiang melambangkan beban hidup manusia selama hidup di dunia. Mereka mau menolong orang yang tertimpa tiang untuk memuluskan jalan mereka masuk ke dalam pengadilan.

    • Figur manusia yang telanjang merupakan gambaran kejujuran manusia yang bebas dari segala kemunafikan. Pakaian mereka di dunia tidak dibawa ke dalam pengadilan terakhir (Sebetulnya semua figur manusia di gambar ini kecuali Maryam dan Isa telanjang, namun karena diprotes banyak orang termasuk Paus Paulus IV, seorang asisten Michelangelo menggambar selempang-selempang pada fresko ini dan fresko yang satunya lagi ‘Kisah Kejadian’/ ‘Create of Adam’)

    • Seorang tua yang memegang kulit manusia adalah gambaran ia sudah bebas dari jasmaninya. Ia tidak lagi berupa darah dan daging melainkan berupa roh.

    • Manusia-manusia yang turun ke bumi tanpa duduk di awan (melayang) adalah para malaikat yang turun menjemput orang-orang yang tak bersalah dari muka bumi untuk masuk ke surga. Ini menunjukkan di dunia yang sudah ‘edan’ ini Tuhan tak melupakan manusia, apapun agamanya.

    • Manusia yang dijatuhkan dari awan (surga) menunjukkan mereka tidak memenuhi syarat dan harus kembali ke dunia yangsudah menjadi neraka.

    • Iblis yang dililit ular pada bagian pojok kanan bawah adalah perwujudan seorang Pastor di Vatican. Dengan ini Michelangelo mau menunjukkan bahwa pemuka agama pun terkadang tak luput dari dosa. Bahkan terkadang dosa mereka jauh lebih besar daripada orang awam, sehingga mereka berubah menjadi iblis.

    • Seorang yang berselempang merah dan bersujud pada seorang ibu berbaju hijau di bagian kiri adalah gambaran seorang atheis yang pernah berdurhaka pada ibunya tapi menyesali perbuatannya dan selalu berbuat baik pada sesamanya walau masih tidak beragama.

    • Seorang yang turun dari surga menaiki awan dan menutupi wajahnya melukiskan seorang yang meratapi perbuatannya dan penyesalannya yang mendalam namun terlambat. Ia meratapi kutukan yang jatuh atas dirinya

    • Orang-orang yang dilempar dari perahu oleh iblis menunjukkan mereka adalah orang yang bersalah. Mereka dilempar untuk dimasukkan ke dalam kobaran api yang membara perlambang dapur penyiksaan untuk selama-lamanya. Kobaran api ini takkan pernah padam.

    • Isa punya kekuasaan lebih besar daripada kekuasaan orang manapun di dunia, hal ini tampak dalam ketidakberdayaan manusia melawan vonis yang Ia jatuhkan.

    • Dalam sakratul maut manusia harus melawan setan supaya dapat masuk pengadilan terakhir jika ia gagal, ia akan menjadi abdi setan.



  1. ANALISIS PRAGMATIS

Yang dititpkan pada lukisan ini adalah setiap orang siapapun dia pasti tak luput dari kesalahan dan harus menghadapi Pengadilan Terakhir di surga di mana nanti ada 2 keputusan tetap tinggal di surga dan hidup bahagia atau masuk di neraka dan dibakar dalam api yang tak pernah padam. Kematian tak bisa diduga karena itu berjaga-jagalah atas segala perbuatan kita seakan setiap malam kita akan mati. Jangan pernah berdoa tanpa bekerja sebab lebih mudah seorang atheis yang suka menolong sesama masuk surg daripada seorang alim yang hanya berdoa omong kosong tanpa berbuat baik.

Kita yang masih hidup harus terus berbuat baik dan jangan pernah menghakimi sesama, biarlah Tuhan yang menghakimi. Jangan pernah menyesali perbuatan kita setelah jatuh ke neraka.




---------oo---------

Senin, 09 Maret 2009

Penilaian.java

Program 5

/* Ini adalah program sederhana untuk menentukan kualitas para siswa dalam kelas berdasarkan nilainya

*/

public class DemoKelas{

public static void main(String args[]){

int marks = Integer.parseInt(args[0]); //ambil nilai

switch(marks/10){

case 10:

case 9:

case 8:

System.out.println("Sempurna");

break;

case 7:

System.out.println("Sangat baik");

break;

case 6:

System.out.println("Baik");

break;

case 5:

System.out.println("Perlu belajar lagi");

break;

case 4:

System.out.println("Kurang");

break;

case 3:

case 2:

case 1:

case 0:

System.out.println("Bodoh!");

break;

default:

System.out.println("Invalid value Entered");

}

}

}

Random.java

Program 4

/*tulis sebuah program untuk mencetak 5 angka antara 1-100 secara random.
*/

public class Random{

public static void main(String args[]){

for(int i=1;i<=5;i++){

System.out.println((int)(Math.random()*100));

}

}

}

Maksimum.java

//mencari maksimum atas 2 nilai

public class Maxof2{

public static void main(String args[]){

//ambil nilai

//mengubah string menjadi integer

int i = Integer.parseInt(args[0]);

int j = Integer.parseInt(args[1]);

if(i > j)

System.out.println(i+" lebih besar dari "+j);

else

System.out.println(j+" lebih besar dari "+i);

}

}

Apresisasi Lukisan

Mata Kuliah Apresiasi Seni

Apresiasi Lukisan Affandi “Kandang Penyu”

Oleh: Adnan Agustinanto

NIM: (................) Kelas: B



Photobucket


1. Judul Lukisan : Kandang Penyu (tahun 1987)

2. Ukuran : 100 x 130

3. Teknik Melukis : cat minyak plototan disapu dengan tangan

4. Bahan : cat minyak diatas kanvas (oil on canvas)

5. Harga : -

6. Tinjauan Apresiasi Seni :

Sekilas lukisan Affandi yang satu ini agak susah untuk ditebak apa maksudnya jika belum melihat judulnya. Jika di amati lebih lanjut, lukisan ini menggambarkan tentang keadaan suatu penangakaran penyu dimana banyak penyu di dalamnya. Lukisan ini dibuat ketika Affandi melewati sebuah kandang penyu di daerah pesisiran Jawa Timur. Dia lalu menyiapkan alat lukisnya dan langsung melukis sebagaimana sifat dari aliran ekspresionisme yang langsung melukis ketika menemui objek yang ingin dilukis apa adanya. Karena objek yang tergambar benar-benar ada dalam dunia bukannya dalam angan-angan pelukis, maka lukisannya bersifat ekspresionis realis.

Komposisi objek yang ada di dalamnya telah memenuhi prinsip keseimbangan dengan tataletak objek yang seimbang. Misalnya dinding kandang sebelah kanan yang dibuat dengan goresan tebal sehingga mengisi kekosongan ruang untuk menyeimbangkan berat objek sebelah kiri.

Lukisan ini juga telah memenuhi prinsip harmoni baik warna maupun bentuk dengan komposisi warna sejenis yang didominasi warna kelabu kehijau-hijauan menyatu serasi dengan warna kuning. Objek kura-kura yang agak kabur juga disatukan dan diharmoniskan dengan goresan warna kuning tegas sehingga kesan yang ditimbulkan di tengah tidak kosong. Prinsip kesatuan juga di timbulkan dari komposisi warna sejenis yaitu hijau kelabu dengan kuning sehingga menjadi semacam tali antar objek.

Dalam hal titik pusat perhatian, dinding sebelah belakang/tengah lah yang menggiring gerakan pandangan mata ke titik pusat. Hal ini dikarenakan luasan dinding itu berwarna terang kekuning-kuningan yang kontras dengan objek-objek lainnya dikarenakan sinar matahari menyinari dinding ini dari arah berlawanan. Seandainya dinding belakang ini berwarna segelap / setebal objek lainnya, maka kesan yang ditimbulkan akan menjadi mebosankan dan sulit ditebak maksud dari lukisan. Sehingga dinding yang menjadi pusat perhatian ini memiliki peran yang sangat signifikan.

Dengan teknik plototan yang disapu dengan tangan, irama lukisan “Kandang Penyu” bersifat lemah gemulai dan ekspresif diselingi sisi-sisi tegas. Hal ini juga yang membuat ciri khas lukisan-lukisan ekspresionis realis dari Affandi. Dari semua prinsip lukisan yang ada dalam lukisan ini, teknik melukis jelaslah telah terkuasai dengan baik oleh si pelukis yaitu Affandi.

Next: Apresiasi Wayang Purwa

Sorting

Ini adalah source code dari program sorting sederhana dengan menggunakan program Java.

Code :
import java.io.*;

class select

{
public static void main(String args[])throws IOException
{
int[] array = new int[100];
int max = 9;
int low , temp;
int a = 0;

try
{
BufferedReader keyb = new BufferedReader (new
InputStreamReader(System.in));
System.out.print("Enter max number to be sort:");
max = Integer.parseInt(keyb.readLine());
for (int x = 0 ; x < max ; x++)
{
System.out.print("Enter number:");
array[x] = Integer.parseInt(keyb.readLine());
}
for (int m = 0 ; m < max ; m++)
{

System.out.print(array[m] + " ");
}
System.out.print("
");
//for (int a = max - 1; a > 0; a--)
{

for( int b = 0 ; b < max ; b++)
{
low = array[b];
for (int c = b ; c < max ; c++)
{
if (array[c] < low)
{
low = array[c];
//System.out.print("<" + b + "><" + c + "><" + low + ">
");
}
else
{
// System.out.print("<" + b + "><" + c + "><" + low + ">
");
}


for (int d = b ; d < max ; d++)
{
if (array[d] == low)
{
temp = array[b];
array[b] = array[d];
array[d] = temp;
//System.out.print("*" + c + "*");
}
}
}

System.out.print("
");
for (int m = 0 ; m < max ; m++)
{

System.out.print(array[m] + " ");
}

System.out.print("
");


}




}



}
catch (IOException e)
{
System.out.println("System Error");
}
catch (NumberFormatException er)
{
System.out.println("Kindly enter a number");
}

}
}